Selasa, 26 September 2017

Bacaan Bermanfaat (part 1)

Akhirnya coret-coret blog lagi setelah sekian lama..

Judul kali ini tentang 'Bacaan Bermanfaat', yang secara kebetulan disampaikan oleh saya yang notabennya bukan orang yang rajin baca. Suka sih..saya suka baca, tapi tulisan-tulisan tertentu yang memang menarik menurut saya ya.

Dalam sehari, sebisa mungkin saya sempatkan baca koran, entah cuma baca headline nya sekilas. Menurut saya yang pemalas kalo disuruh baca ini, baca itu bisa bikin kaya bener memang. Kaya wawasan pastinya. Tapi sayang ya, karena sekarang memang jaman udah canggih, apa-apa internet, malah orang-orang lebih peduli sama berita-berita yang beberapa kebanyakkan gak jelas asal-usulnya alias berita hoax yang gak bisa dipertanggungjawabkan.

Gini ya men-temen.. mending baca yang pasti-pasti aja gitu lho. Posisikan diri kita kembali ke jaman belum ada yang namanya internet. Tuh? Kita dulu pegang apa kalo gak cuma koran, majalah?

Jaman saya SD saya bacaannya komik (yaa, meskipun bukan buku yang banyak tulisannya, seenggaknya baca buku :p) Mama saya setiap akhir minggu selalu bawa majalah anak-anak, mulai majalah bobo, bocil. Beranjak SMP, suka baca majalah Gadis.. terus kalo lagi rajin, suka bikin kliping dari guntingan-guntingan berita yang ada di majalah itu. Bikin semacam mading mini di buku agenda punya sendiri. (Kangen juga ya..)

SMA mulai suka baca novel. Sebenernya dari SMP udah suka bacaan teenlit, tapi beranjak gede lebih suka bacaan macem Harry Potter sama Chicken Soup. Paling inher banget pas beli buku HarPot yang ke 5, itu buku setebel itu habis cuma sehari hahaha. Saking senengnya. Sampai dikira saya ini baca buku apaan serius amat, coba baca buku pelajaran kayak gitu juga ya :')

Tapi gini..membiasakan diri untuk membaca itu sulit, jadi menurut saya, selama ada bahan bacaan apapun kesukaan kita selain buku pelajaran, udaah lahap aja.

Minggu ini saya punya bacaan favorit.. dan ini buku yang saya PO pertama kalinya dalam hidup, karena saya bukan termasuk orang penyabar yang menunggu bahan bacaan dimana di toko buku sebenernya udah ada tinggal dateng-beli-terus baca. Saking saya mengidolakan si author ini, pengen lah ikutan POnya.

Rentang Kisah by Gita Savitri.

Mungkin juga ini buku pertama yang saya beli tentang biografi seseorang. Sebenernya bukan biografi banget sih, lebih tentang perjalanan hidup aja, yang manaaaaaaaa....secara kebetulan yang teramat hampir semua hahah, saya pun mengalami hal yang dialami Gita.

Banyak hal yang saya pelajari di dalam buku ini adalah tentang bagaimana Gita ini bereaksi, menanggapi, apa-apa yang terjadi dalam hidupnya. Jujur aja, meskipun saya lebih tua dari Gita, tetapi saya justru banyak mengerti dari apa yang udah Gita sharing dari buku tersebut.

Saking cocoknya saya dengan buku ini, saya akan menjadikannya sebagai reminder to myself. Sama seperti apa yang dilakukan oleh Gita pada bukunya.

Banyak poin dari saya yang juga dialami Gita..

Setiap hari ada aja yang bisa bikin Ibu memarahiku. Entah karena nggak mengangkat telepon, telat bangun pagi untuk salat subuh dan siap-siap sekolah, ataupun membuatnya lama menunggu di depan sekolah karena aku nggak langsung keluar saat bel pulang....-- hal itu juga terjadi sama saya, hanya saja itu bukan Mama saya, tapi Papa.

Hal-hal kayak gitu bikin Ibu menjadi sosok yang aku takuti, bukan hormati--Ini juga saya rasakan..

Sebenarnya bisa aja aku yakin dengan pilihan sendiri dan nggak terlalu mendengarkan keinginan Ibuku. Namun, aku juga percaya kalau ridho Allah adalah ridho orang tua. Bagaimana jalan menuju masa depanku mau lancar, kalau orang tua nggak mengizinkan.-- dan kalimat ini seperti keluar loncat dari diri saya begitu saja, karena memang itu yang saya rasakan selama ini.

Aku sekedar menjalani apa yang Ibu pilihkan untukku--dan ini yang saya jalani selama ini sampai pada akhirnya terbawa terus dalam hidup saya.

Saya gak bisa bilang, belum bisa lebih tepatnya menganggap bahwa menuruti orang tua saya sampai detik ini, akan membuat saya mengalami yang namanya 'diam di tempat'. Mungkin memang saya beberapa langkah di belakang orang-orang di sekeliling saya. Dalam hal apapun itu yang sudah dibikin standarisasinya dari jaman nenek moyang...lagi-lagi, Indonesian..

Saya bukannya gak mau untuk keluar dari zona ini, tapi saya yakin akan ada saatnya nanti dimana mental dan batin saya memang sudah dipersiapkan untuk segera keluar dari zona ini. Toh saya ikutin semua selama ini karena menurut orang tua itu terbaik kok. Mana ada orang tua yang mau jatuhin anaknya ke dasar jurang? Setidak sempurnanya orang tua, pasti akan ada jalan untuk memperbaiki semua.



Ada beberapa bahasan lagi di buku GitaSav. to be continued..






Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.